Sesuai dengan literatur, arsitektur masjid ini sangat unik. Dari relief-relief yang ada di bangunan masjid menggambarkan pada masa pembangunannya, budaya hindu masih kental mewarnai perkembangan budaya masyarakat saat itu. Ini terlihat dari motif-motif ornamen yang ada pada hiasan masjid.
Ornamen relief beraneka bentuk menunjukkan sebuah hasil seni berkualitas sangat tinggi pada masanya. Motif binatang seperti kijang, gajah dan kera dengan stilasi sulur-sulur tercetak sangat halus pada batuan sejenis kapur yang keras. Dari beberapa relief juga tergambar epos tentang cerita Ramayana, dengan tokohnya Hanoman, Rama dan Shinta.
Keunikan arsitektur Masjid Mantingan yang sampai saat ini bisa dilihat adalah adanya bangunan gapura candi bentar. Lagi-lagi ini menunjukkan masih adanya pengaruh budaya Hindu pada masa itu. Masjid ini pernah mengalami pemugaran oleh Suaka Peninggalan Sejarah Purbakala Jawa Tengah. Pada pemugaran inilah ditemukan hiasan-hiasan ornamen pada dinding bagian dalam masjid. Ornamen yang jumlahnya banyak ini, beberapa di antaranya dipasang di tembok serambi masjid. Sedangkan yang lainya disimpan di gudang milik masjid, di Museum Kartini Jepara dan sebagian lagi tersimpan di Museum Ronggowarsito Semarang, Jawa Tengah.
Minggu, 29 Maret 2009
MASJID MANTINGANMASJID Mantingan yang berada di dalam satu kompleks dengan Makam Ratu Kalinyamat dan Sultan Hadlirin (Penguasa Jepara), berlokasi di Desa Mantingan, Tahunan, Jepara. Bangunan ini menjadi saksi tentang perkembangan Islam di pesisir Jawa. Pada masanya, masjid ini menjadi spektrum kuat kebesaran Islam di pesisir Jawa. Dibangun pada tahun 1481 Saka atau 1559 Masehi oleh Sultan Haldirin, menjadikan masjid ini menjadi yang tertua kedua (setelah Masjid Agung Demak) di Jawa. Tahun pembuatan ini tersirat dari condro sengkolo ’Rupa Brahmana Wanasari’ yang terdapat dalam salah satu mihrab masjid ini.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar